Selasa, 07 Juli 2015

Tugas KLB di Sragen 2012 (perhitungan attack rate, attack rate keseluruhan, dan CFR)



MATA KULIAH        :           PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN – B
DOSEN                       :           ZAENAB, SKM., M.KES

“Kasus KLB Keracunan Makanan”





 

DISUSUN OLEH :
SARMILAH
PO.71.3.221.13.1.043
IIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
PRODI DIII JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan yang diamanahkan kepada kami, sehingga tugas ini dapat terselesaikan secara tuntas.
Harapan saya semoga laporan dengan judul “Kasus KLB Keracunan Makanan” ini membantu saya dalam penunjang penilaian dalam mata kuliah PMM-B ini, agar menjadi lebih baik.
Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para dosen, dan teman sekalian untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini, sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makassar,   Mei 2015


                                                                                                            Penulis




DAFTAR ISI

Kata pengantar ......................................................................................................................... 2
Daftar isi ................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 4
A.  Latar belakang............................................................................................................... 4
B.  Tujuan .......................................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 6
A.     Pengertian Kejadian Luar Biasa ..................................................................................... 6
B.     Keracunan Makanan...................................................................................................... 7
C.     Gejala Keracunan Makanan........................................................................................... 7
D.     Penyebab Keracunan Makanan...................................................................................... 7
E.      Penyebab Keracunan Makanan...................................................................................... 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 9
A.     Lokasi Kejadian............................................................................................................. 9
B.     Waktu Kejadiah............................................................................................................. 9
C.     Metode Pengamatan...................................................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................... 10
A.     Pembahasan................................................................................................................... 10
BAB V PENUTUP................................................................................................................. 14
A.     Kesimpulan.................................................................................................................... 14
B.     Saran............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 15


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan makanan bila seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi kuman atau racun yang dihasilkan oleh kuman penyakit. Kuman yang paling sering mengkontaminasi makanan adalah bakteri. Kuman ini dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan atau memang berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik.
Racun adalah zat / bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung / inhalasi, suntikan dan absorbsi melalui kulit atau di gunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan / menggangu dengan serius fungsi satu / lebih organ atau jaringan.
Karena adanya bahan- bahan yang berbahaya, menteri kesehatan telah menetapkan peraturan no 435 / MEN. KES / X1 / 1983 tanggal 16 November 1983 tentang bahan – bahan berbahaya. Karena tingkat bahayanya yang meliputi besar dan luas jangkauan, kecepatan penjalaran dan sulitnya dalam penanganan dan pengamanannya, bahan – bahan berbahaya atau yang dapat membahayakan kesehatan manusia secara langsung atau tidak langsung.
Keracunan merupakan masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan keracunan antara lain makanan.Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia karena di dalamnya mengandung nutrisi yang di perlukan antara lain untuk :
a.         Pertumbuhan Badan
b.        Memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh yang telah tua dan rusak
c.         Di perlukan untuk proses yang terjadi di dalam tubuh
d.        Di perlukan untuk berkembang biak
e.         Menghasilkan energi untuk dapat melakukan aktivitas

Tetapi makanan juga dapat menyebabkan keracunan di karenakan makanan tersebut mengandung toksin, makanan dari tumbuhan dan hewan yang mengandung racun , makanan yang tercemar bahan kimia berbahaya, selain juga infeksi karena makanan yang mengandung mikroorganisme pathogen.

B.     Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui gejala-gejala yang timbul akibat dari keracunan makanan
2.      Mahasiswa dapat menentukan AR keseluruhan dan CFR dari suatu kasus KLB akibat keracunan makanan


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Kejadian Luar Biasa
Kejadian luar biasa merupakan suatu kejadian yang dianggap memiliki tingkat kesakitan atau kematian yang relatif tinggi pada suatu wilayah atau daerah tertentu. Yang menjadi perhatian khusus pada KLB adalah penyakit yang memiliki potensi menular relatif cepat. Selain itu keracunan juga memiliki potensi masuk dalam kategori kejadian luar biasa. Keadaan tersebut menjadi rentan akan kejadian luar biasa.
Wabah juga meupakan salah satu bagian dari kejadian luar biasa karena pada saat tertentu wabah mampu menlurarkan suatu penyakit pada populasi suatu daerah. Wabah memiliki arti suatu kejadian yang sudah melebihi batas normal dan dapat menyebabkan suatu penyakit dalam jumlah yang sangat banyak. Sehingga dari pemaparan yang di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kejadian Luar Biasa merupakan suatu keadaan yang mengancam pada pupulasi tertentu yang sudah melebihi batas normal pada suatu daerah.
Kejadian Luar Biasa merupakan suatu penyakit yang tibulnya pada dua atau lebih dari satu penderita. Hal tersebut tentu saja menunjukkan gejala yang timbul berupa (onset of illness). Ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kejadian luar biasa. Salah satu faktor tersebut ialah faktor lingkungan. Pada lingkungan yang kumuh dan kurang sehat akan lebih cepat mendatangkan penyakit yang nantinya dapat menularkan anggota keluarga lainnya. Hal tersebut didukung dengan sumber makanan yang menjadi konsumsi pokok sehari-hari.
Selain faktor lingkungan yang melandasi terjadinya kejadian luar biasa adalah jenis pekerjaan yang dilakoni. Pada pekerjaan yang berhubungan langsung dnegan sumber penyakit akan lebih cenderng terjangkit suatu keadaan yang dapat meyebabkan wabah.

B.     Kasus Keracunan Makanan
Kasus keracunan makanan adalah kondisi yang muncuk akibat mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh organism menular seperti bakteri, virus, dan parasit. Selain itu bisa karena racun yang mereka keluarkan di makanan. Kontaminasi dapat terjadi saat makanan sedang diproses atau dimasak dengan tidak benar.
Kontaminasi  yang umumnya terjadi pada kasus keracunan makanan disebabkan oleh :
a.       Bakteri, contohnya Campylobacter, salmonella, Escerichia Coli ( E.coli), listeria, dn Shigella.
b.      Virus, contohnya norovirus dan rotavirus
c.       Parasit, contohnya cryptosporium, entamoeba hystolitica, dan giardia.
Berikut ini adalah beberapa contoh makanan yang mudah terkontaminasi jika tidak ditangani, disimpan, atau diolah dengan baik yaitu :
a.       Daging merah
b.      Susu
c.       Makanan siap saji, misalnya potongan daging matang, keju lembek, dan roti isi kemasan
d.      Telur mentah
e.       Kerang-kerangan mentah

C.    Gejala Keracunan Makanan
Gejala keracunan makanan bisa dimulai beberapa saat setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Gejala umum yang terjadi antara lain :
a.       Merasa mual dan muntah-muntah
b.      Mengalami diare
c.       Sakit arat keram perut
D.    Penyebab Keracunan Makanan
Berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya keracunan makanan yaitu :
a.       Tidak menyimpan makanan dengan suhu yang tepat, misalnya tidak disimpan dikulkas, terutama produk daging dan produk olahan susu
b.      Tidak memasak makanan secara merata, terutama daging unggas, burger, dan sosis
c.       Meninggalkan makanan matang dengan suhu hangat terlalu lama
d.      Mengkonsumsi makanan yang sudah melewati masa kadaluwarsa
e.       Kontaminasi silang, misalnya memakai pisau pemotong daging mentah untuk mengiris roti, menyimpan daging mentah diatas makanan siap makan sehingga cairan dari daging menetes ke makanan di bawahnya
f.        Orang yang sakit atau dengan tangan yang kotor menyentuh makanan
E.     Pengobatan Keracunan Makanan
Pada kebanyakan kasus keracuan makanan tidak membutuhkan pengobatan khusus. Untuk meredakan gejala yang terjadi, bisa beristirahat secukupnya dan minum banyak cairan karena jika mengalami dehidrasi, maka gejala yang akan terjadi akan bertambah parah dan masa pemulihan akan menjadi makin lama.
Orang yang rentan mengalami dehidrasi sebaiknya diberikan cairan rehidrasi oral atau dikenal dengan nama Oralit. Oralit berfungsi menggantikan glukosa, garam, dan mineral penting lain yang hilang akibat muntah dan diare. Untuk sementara waktu sebaiknya menghindari makanan biasa hingga merasa lebih baik, juga bisa mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna seperti bubur.
BAB III
METODOLOGI
A.    Lokasi
Kasus keracunan makanan ini terjadi di RT 013 dan 015, Dukuh Kembangan, Desa Mojorego, Sragen.
B.     Waktu
Kasus KLB ini terjadi pada Senin, 8 Oktober 2012.
C.    Metode Pengamatan
-         Pengumpulan data
-         Pengolahan data
-         Analisa data
-         Penarikan kesimpulan


BAB IV
PEMBAHASAN
A.       Kasus
SRAGEN – Puluhan warga RT 013 dan 015, Dukuh Kembangan, Desa Mojorego, Sragen, Senin (8/10/2012), diduga mengalami keracunan setelah menyantap nasi urap ( gudangan ) untuk acara syukuran dirumah salah satu seorang warga. Keracunan itu dialami 33 warga, enam warga diantaranya harus mendapat perawatan intensif di Puskesmas Kedawung I dan enam warga warga lain dirawat di Puskesmas Sambirejo. Sedangkan 21 warga sisanya melakukan obat jalan. Rata-rata korban berusia lanjut. Hanya dua di antaranya anak-anak berusia enam tahun.
Satu demi satu warga berdatangan ke Puskesmas sejak Selasa (9/10) siang hingga malam. Data yang diimpun Solopos.com, hingga Kamis (11/10), sebanyak 12 warga masih mendapat perawatan intensif di kedua puskesmas. Insiden bermula saat Samin, 60, mengadakan syukuran karena baru saja membeli sepeda motor. Sudah menjadi kebiasaan ia membuat nasi urap berisi nasi putih, sayuran, telur rebus, dan botok yang diletakkan ditempat nasi yang terbuat dari plastik.
Nasi dibagikan kepada 14 warga disekitar rumah, pukul 15.00 WIB. Menurut ayah Fadil Maulana, 6, salah seorang anak yang menyantap nasi urap, Tadri, 33, sesaat setelah  mengonsumsi, anaknya tidak mengalami sakit. Namun saat malam, Fadil mengeluh mual pusing dan demam. Dia juga muntah dan diare berkepanjangan. Tak hanya Fadil, Samin yang menyelenggarakan acara pun terpaksa dilarikan ke Puskesmas Sambirejo karena menyantap nasi urap.
“Kebetulan saya kerja dan anak saya yang menyantap. Kata dia, hanya memakan telurtelur rebus. Usai makan tidak apa-apa, tapi malam hari dia mengeluh mual, pusing, dan muntah-muntah. Saya bawa ke  Puskesmas pagi hari berikut. Dia minta obat jalan tetapi enggak sembuh. Maka saya berinisiatif membawa ke Puskesmas lagi dan dirawat.” Ujar Tadri saat ditemui Solopos.com di sela-sela menunggui anaknya, Kamis (11/10)
Kepala Puskesmas Kedawung I, dr. Wisnu Retnaningsih, menjelaskan mayoritas warga yang datang ke Puskesmas dalam kondisi lemas akibat dehidrasi. Rata-rata mengalami gejala mual, pusing, muntah dan buang air besar (BAB) lebih dari 10 kali dalam semalam.
B.        Jumlah korban
Jumlah orang yang terpapar yaitu 54 orang. Keracunan itu dialami 33 warga, enam warga diantaranya harus mendapat perawatan intensif di Puskesmas Kedawung I dan enam warga warga lain dirawat di Puskesmas Sambirejo. Sedangkan 21 warga sisanya melakukan obat jalan. Rata-rata korban berusia lanjut. Hanya dua di antaranya anak-anak berusia enam tahun.
C.       Masa inkubasi dan gejala yang ditimbulkan
Masa inkubasi ( mulai memakan sampai timbul gejala ) yaitu 4 jam. Nasi dibagikan kepada 14 warga disekitar rumah, pukul 15.00 WIB. Menurut ayah Fadil Maulana, 6, salah seorang anak yang menyantap nasi urap, Tadri, 33, sesaat setelah  mengonsumsi, anaknya tidak mengalami sakit. Namun saat malam, Fadil mengeluh mual pusing dan demam. Dia juga muntah dan diare berkepanjangan.
NO
Gejala
Jumlah penderita
presentase
1
Mual
13
24, 07%
2
Pusing
6
11,11%
3
Demam
6
11,11%
4
Muntah
18
33,33%
5
Diare
11
20,37%
Total
54
100%

D.    Jenis-jenis Makanan yang Dikonsumsi Hubungannya Dengan Angka Kesakitan ( Morbiditas )
Jenis makanan yang dianggap beracun, yaitu :
1.         Nasi putih
2.         Sayuran
3.         Telur rebus
4.         Botok
Makanan-makanan ini terkena racun biasanya saat penyimpanan ( sebelum makanan dimasak), saat proses pembuatan dan penyimpanan setelah makanan siap saji. Biasanya antara 3-24 jam setelah mengkonsumsi makanan yang terkena racun, akan membawa dampak seperti muntah, mual, diare, keram perut disertai demam dan dehidrasi.


NO
Jenis Makanan
Makan Makanan Tertentu
Tidak Makan Makanan Tertentu
AR
Sakit
Tidak sakit
Total
%
sakit
Tidak sakit
total
%
1
Nasi putih
47
7
54
87,3
0
25
25
0
87,3
2
Sayuran
39
15
54
72,2
3
22
25
12
60,2
3
Telur Rebus
51
3
54
94,4
0
25
25
0
94,4
4
Botok
29
25
54
53,7
0
25
25
9
53,7




E.     Perhitungan Attack Rate ( AR )
Perhitungan Attack Rate ( AR ) data kasus KLB berdasarkan jenis makanan tertentu yang dikonsumsinya. Rumus umum :
% AR = % sakit ( makan ) - % sakit ( tdk makan )
a.       AR Nasi Putih = 87,3% – 0% = 87,3%
b.      AR Sayuran = 72,2 %– 12% = 60,2%
c.       AR Telur rebus = 94,4%-0% = 94,4%
d.      AR Botok = 53,7% - 0% = 53,7%

F.     Menghitung Case Fatality Rate ( CFR )
Jumlah orang yang meninggal dari kasus KLB tersebut tidak ada, jadi angka kematian untuk kasus keracunan makanan yaitu CFR 0 %



G.    Pembahasan
Setelah kami melakukan perhitungan tentang AR untuk KLB keracunan makanan, kami dapat menganalisa bahwa attack rate paling tinggi terdapat pada telur rebus dimana kemungkinan terbesarnya dapat terkontaminasi dengan bakteri Staphylococus. Ini dilihat dari masa inkubasi gejala yakni 1-6 jam dimana ini disebabkan oleh bakteri Staphylocoocuc. Telur rebus rentan terkontaminasi dapat disebabkan banyak faktor mungkin karena pada saat pengolahan telur disimpan di suhu yang mungkin tidak sesuai dengan suhu untuk telur, penyimpanan telur yang tidak higiene, bisa terjadi karena higiene personal penjamah makanan yang tidak sesuai dengan standar.
 Selain itu, juga mungkin disebabkan oleh telur yang tidak matang saat dimakan, serta alat yang digunakan tidak bersih dan juga mungkin disebabkan oleh penjamah yang hygiene personalnya tidak baik. Untuk pengendaliannya dapat dilakukan dari segi personal hygiene yang ditingkatkan, penyimpanan makanan yang tertutup agar tidak terkontaminasi, suhu yang disesuaikan dengan suhu optimum untuk makanan, tempat penyimpanan yang bersih, serta alat dan peralatan yang digunakan harus bersih.  


BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
a.       Gejala yang timbul akibat peristiwa KLB di Desa Mojorego, Sragen tersebut yaitu korban rata-rata mengeuh pusing, mual, muntah, demam, dan diare dengan presentasi gejala yaitu mual  24, 07% (13 orang), pusing 11,11% ( 6 orang), demam 11,11% ( 6 orang), muntah 33,33% (18 orang) dan diare 20,37% ( 11 orang).
b.      Perhitungan Attack Rate (AR) keseluruhan data kasus KLB  di Desa Mojorego berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsinya yaitu  dengan angka Case Fatality Rate (CFR) yaitu 0%.
B.      Saran
Sebaiknya penjamah makanan sebelum mengolah makanan memperhatikan personal hiegenenya karena jika penjamahnya sudah membawa penyakit maka kemungkinan besar makanan yang akan diolah akan terkontaminasi. Selain itu, perhatikan juga kebersihan tempat pengolahan makanan, bahan makanan yang dianggap food poisoning, alat-alat yang digunakan untuk mengolah makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Wismabarata, Muhammad. 2012. Syukuran Motor Baru 33 Orang Keracunan. Nasional.kompas.com/read/2012/10/11/17242613/Syukuran.Motor.Baru.33.Orang.Keracunan ( Diakses pada 25 April 2015 )
Purnama, Destur. 2012. Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB). http://www.muslimedica.com/2012/11/pengertian-kejadian-luar-biasa-klb.html?m=1 (diakses pada tanggal 7 Mei 2015)
Anonim. 2012. Keracunan Makanan. www.alodokter.com/keracunan-makanan ( diakses pada tanggal 4 Mei 2015)

















LAMPIRAN

Makan Nasi Urap, Puluhan Warga Keracunan

Ilustrasi nasi urap (Foto: kaskus.us)
Kamis, 11 Oktober 2012 20:16 WIB | Sri Sumi Handayani/JIBI/SOLOPOS |
 | 
Ilustrasi nasi urap (Foto: kaskus.us)
SRAGEN—Puluhan warga RT 013 dan 015, Dukuh Kembangan, Desa Mojorejo, Sragen, Senin (8/10/2012), diduga mengalami keracunan setelah menyantap nasi urap (gudangan) untuk acara syukuran di rumah salah seorang warga.
Keracunan itu dialami 33 warga. Enam warga di antaranya harus mendapat perawatan intensif di Puskesmas Kedawung I dan enam warga lain dirawat di Puskesmas Sambirejo. Sedangkan 21 warga sisanya melakukan obat jalan.
Rata-rata korban yang dirawat berusia lanjut. Hanya dua di antaranya anak-anak berusia enam tahun. Satu demi satu warga berdatangan ke Puskesmas sejak Selasa (9/10) siang hingga malam. Data yang dihimpun Solopos.com, hingga Kamis (11/10), sebanyak 12 warga masih mendapat perawatan intensif di kedua puskesmas.
Insiden bermula saat Samin, 60, mengadakan syukuran karena baru saja membeli sepeda motor. Sudah menjadi kebiasaan ia membuat nasi urap berisi nasi putih, sayuran, telur rebus dan botok yang diletakkan di tempat nasi yang terbuat dari plastik.
Nasi dibagikan kepada 14 warga di sekitar rumah, pukul 15.00 WIB. Menurut ayah Fadil Maulana, 6, salah seorang anak yang menyantap nasi urap, Tadri, 33, sesaat setelah mengonsumsi, anaknya tidak mengalami sakit. Namun saat malam, Fadil mengeluh mual, pusing dan demam. Dia juga muntah dan diare berkepanjangan. Tak hanya Fadil, Samin yang menyelenggarakan acara pun terpaksa dilarikan ke Puskesmas Sambirejo karena menyantap nasi urap.
“Kebetulan saya kerja dan anak saya yang menyantap. Kata dia, hanya makan telur rebus. Usai makan tidak apa-apa, tapi malam hari dia mengeluh mual, pusing dan muntah-muntah. Saya bawa ke Puskesmas pagi hari berikut. Dia diminta obat jalan tetapi enggak sembuh. Maka saya berinisiatif membawa ke Puskesmas lagi dan dirawat,” ujar Tadri saat ditemui Solopos.com di sela-sela menunggui anaknya, Kamis (11/10).
Kepala Puskesmas Kedawung I, dr Wisnu Retnaningsih, menjelaskan mayoritas warga yang datang ke Puskesmas dalam kondisi lemas akibat dehidrasi. Rata-rata mengalami gejala mual, pusing, muntah dan buang air besar (BAB) lebih dari 10 kali dalam semalam.

1 komentar:

  1. mbak, dapat data penderita per gejalanya dari mana?
    juga data yang mengonsumsi makanan tertentu sakit atau tidak sakit, serta yang tidak mengonsumsi makanan tertentu sakit atau tidak sakit?

    BalasHapus